Banyak orang-orang yang masih mengira kalau au pair sama dengan pembantu rumah tangga. Padahal dari segi tujuan, status hukum, sampai pengalaman hidup sehari-hari itu keduanya beda jauh banget.
Wajar sih jika masih banyak yang keliru soal au pair, karena sama-sama ada unsur “tinggal di rumah orang lain sambil membantu pekerjaan rumah”. Tapi yang sebenarnya, program au pair justru dirancang sebagai program pertukaran budaya, bukan pekerjaan formal.
Kesalahpahaman inilah yang harus diluruskan. Makanya penting banget untuk tahu perbedaan kedua peran ini supaya kamu nggak salah paham, apalagi kalau punya mimpi ikut program ini ke Eropa.
Supaya lebih jelas lagi, mari kita bahas lebih detail tentang perbedaan au pair dan pembantu, apa saja tugas utama au pair, dan kenapa au pair lebih tepat disebut sebagai anggota keluarga sementara.
Tapi sebelum bahas ini sangat disarankan kamu baca terlebih dahulu disini apa itu aupair? definisi, syarat dan cara memulainya di luar negeri. Setelah itu, jangan lupa baca juga 7 mitos dan fakta au pair yang wajib kamu tahu supaya penjelasan di artikel ini makin mudah kamu pahami.
Perbedaan Aupair dan Pembantu
Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan au pair dan pembantu yang perlu kamu pahami:
1. Status dan Posisi di Keluarga
Au Pair: dipandang sebagai bagian dari keluarga dan berperan sebagai “kakak tertua” di rumah.
Host family memperlakukan au pair layaknya anak sendiri seperti diajak ikut makan malam keluarga, jalan-jalan, bahkan dikenalkan ke kerabat. Hubungan emosional yang dibangun dengan anak host family pun sangat erat.
Banyak cerita dari alumni YAIJ, bahwa setelah program au pair berakhir anak-anak dari host family masih memanggil mereka “kakak”.
Pembantu: dipandang sebagai pekerja rumah tangga. Relasi yang dibangun lebih kaku antara “majikan” dan “pekerja”. Tidak ada kedekatan emosional seperti keluarga.
2. Tugas sehari-hari
Tugas utama au pair: fokusnya pada anak dan pekerjaan rumah tangga ringan. Mulai dari antar jemput sekolah, menemani bermain, mendampingi belajar dan mendidiknya, hingga memberi nasihat layaknya seorang kakak.
Untuk urusan rumah tangga, au pair hanya membantu hal-hal kecil seperti membereskan kamar sendiri. Kalau diminta bantu bersih-bersih pun, biasanya hanya sebatas keringanan, bukan seluruh pekerjaan rumah.
Ada cerita nyata dari salah satu alumni YAIJ bernama Ribka. Selama menjalani program au pair di Jerman, ia sama sekali tidak dibebani untuk beres-beres rumah, karena keluarga host-nya sudah punya orang yang mengurus itu.
Ribka hanya fokus belajar bahasa dan mengantar adiknya sekolah. Dari sini terlihat bahwa tugas utama au pair memang seputar anak dan pengalaman budaya, bukan pekerjaan rumah tangga penuh.
Tugas utama pembantu: Mengurus semua pekerjaan rumah tangga. Mulai dari bersih-bersih rumah secara total, mencuci pakaian, memasak untuk keluarga, hingga mengasuh anak.
Memang kadang ada host family yang salah paham minta au pair bantu bersih-bersih rumah agak banyak. Tapi setelah dibicarakan, mereka sadar kalau tugas utama au pair seharusnya fokus pada anak, bukan mengurus semua pekerjaan rumah.
Inilah bukti bahwa kontrak dan komunikasi sangat penting dalam menjalani program ini.
3. Hak, Fasilitas dan Kontrak
Au Pair: mendapat uang saku (bukan gaji), kamar pribadi, makan, transportasi, dan kursus bahasa. Ada kontrak resmi maksimal 30 jam/minggu. Di luar waktu tersebut, wajib digunakan untuk ikut kursus bahasa dan kegiatan pribadi.
Bahkan ada host family yang terkesan “cerewet”, tapi maksudnya positif. Mereka ingin memastikan au pair tidak hanya bekerja, tapi benar-benar belajar juga
Pembantu: mendapat gaji bulanan tanpa fasilitas tambahan. Harus menyewa tempat tinggal dan menanggung makan sendiri. Jam kerja sering tidak jelas, bahkan bisa seharian penuh tanpa waktu istirahat yang pasti.
Au Pair memang dapat uang saku lebih kecil dibanding dengan gaji pembantu, tapi kualitas hidupnya lebih tinggi karena hampir semua biaya sudah ditanggung host family dan punya waktu pribadi juga.
4. Status Hukum dan Perlindungan
Au Pair: menggunakan visa khusus au pair yang dikeluarkan pemerintah. Visa ini hanya berlaku untuk program, bukan untuk kerja formal. Dengan adanya visa khusus ini, au pair memiliki perlindungan hukum yang jelas.
Jika terjadi kekerasan atau hak-hak au pair tidak terpenuhi, agen resmi maupun mitra di negara tujuan dapat membantu menengahi, mencarikan solusi, atau bahkan mengganti keluarga angkat. Jadi, au pair tidak dibiarkan menghadapi masalah sendirian.
Pembantu: biasanya menggunakan visa kerja formal jika di luar negeri. Namun, banyak kasus pembantu bekerja tanpa perlindungan hukum yang jelas, sehingga lebih rentan terhadap eksploitasi.Perlindungannya tidak sekuat Au Pair.
5. Peluang Masa Depan
Au Pair: karena berada di lingkungan belajar bahasa dan budaya, banyak yang setelah selesai melanjutkan ke program ausbildung, kuliah, atau bahkan menikah dengan warga lokal.
Pembantu: Jarang punya akses ke peluang pendidikan atau karier lanjutan. Fokusnya lebih pada pekerjaan jangka panjang.
Jangan Lagi Keliru Bedakan Au Pair dan Pembantu!
Jadi, sekarang sudah jelas banget kan perbedaan au pair dan pembantu? Program au pair fokus ke pertukaran budaya dan belajar bahasa. Bukan sebagai pekerja rumah tangga, melainkan bagian dari keluarga angkat.
Sementara pembantu adalah pekerja formal dengan tanggung jawab penuh atas pekerjaan rumah tangga. Sudah jelas yaa teman-teman perbedaan antara kedua ini dari segi tujuan, hak, dan masa depan yang didapatkan.
Siap Mulai Perjalananmu ke Eropa? Wujudkan Impianmu Bersama YAIJ!
Ingin punya pengalaman tinggal di Eropa sekaligus membuka peluang karier di luar negeri? YAIJ siap mewujudkannya dengan garansi 100% keberangkatan.
Selama lebih dari 10 tahun, YAIJ telah membantu ribuan pemuda/i Indonesia mewujudkan mimpi mereka mulai dari kuliah, bekerja, hingga membangun karier di berbagai negara.
Tunggu apalagi? Konsultasikan rencanamu bersama YAIJ dengan klik link dibawah ini 🔽
Ingin bukti nyata kesuksesan program kami? Tonton video perjalanan peserta kami di Youtube Yayasan Aupair Indonesia Jerman dan temukan inspirasi dari para alumni yang kini telah berkarier di luar negeri!